Taejo dari Goguryeo
Taejo dari Goguryeo | |
Hangul | 태조(대)왕, 국조왕 |
---|---|
Hanja | 太祖(大)王, 國祖王 |
Alih Aksara | Taejo-(dae)wang, Gukjo-wang |
McCune–Reischauer | T'aejo-(tae)wang, Kukcho-wang |
Nama lahir | |
Hangul | 고궁 atau 어수 |
Hanja | 高宮 atau 於漱 |
Alih Aksara | Go Gung atau Eosu |
McCune–Reischauer | Ko Kung atau Ǒsu |
Taejo dari Goguryeo (47? - 165, bertakhta 53 - 146) merupakan raja keenam Goguryeo, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea yang terletak di bagian paling utara. Ia terkadang disebut Taejo yang Agung. Ia menjadi ahli waris kerajaan setelah pembunuhan Raja Mobon. Di dalam masa pemerintahannya, negara yang masih muda itu memperluas wilayahnya dan berkembang menjadi pusat pemerintahan kerajaan. Masa pemerintahannya yang selama 93 tahun dianggap sebagai masa permerintahan terpanjang kedua di dalam sejarah monarki dunia.
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Taejo merupakan cucu raja kedua Goguryeo, Yuri, dan putra Jaesa (재사, 再思), pemimpin Wangsa Go dari garis keturunan Kyeru, salah satu dari 5 wangsa terkuat di istana kerajaan. Ibundanya berasal dari Buyeo.
Meskipun Mobon tidak populer, ia menjadikan putranya Ik sebagai putra mahkota, setelah Mobon meninggal pada tahun 53, istana Goguryeo menunjuk Jaesa sebagai raja selanjutnya. Mengutip usianya yang tidak muda, Jaesa menolaknya, dan putranya yang berusia 7 tahun, Gung menjadi raja. Ibu suri bertindak sebagai pemangku takhta raja untuk raja kecil tersebut.
Perluasan & Sentralisasi
[sunting | sunting sumber]Selama tahun pertama pada masa pemerintahannya, ia mengendalikan kerajaan dengan menempatkan 5 marga ke 5 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur dari marga tersebut yang bertanggung jawab langsung kepada raja. Ia kemudian mengendalikan militer kerajaan, ekonomi dan politik yang kuat.
Ia menguasai wilayah Timur Okjeo pada tahun 56, Galsa pada tahun 68, Jona pada tahun 72, dan Juna pada tahun 74. Ia menggabungkan kekuatan-kekuatan daerah birokrasi pusat dan bepergian ke seluruh wilayah untuk memperkuat pengawasan kerajaan.
Ia berperang dengan Dinasti Han dan mengacaukan perdagangan di antara Lelang dan Han. Pada tahun 55, ia memerintahkan untuk mengkonstruksi sebuah benteng di daerah Semenanjung Liaodong. Ia menyerang wilayah perbatasan Cina pada tahun 105, 111, dan 118. Pada tahun 122, Taejo bersekutu dengan Konfederasi Mahan di Korea bagian tengah dan tetangganya, suku Yemaek untuk menyerang Liaodong dan memperluas wilayah di Goguryeo. Ia melancarkan kembali sebuah serangan besar pada tahun 146.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Di dalam 94 tahun masa pemerintahannya, adik lelaki Taejo, Suseong menyerahkan tahkta untuk menjadi Raja Chadae. Meskipun tidak terdapat di dalam babad Samguk Sagi, Samguk Yusa menyebutkan bahwa Chadae tak lama kemudian membunuh putra-putra Taejo, dan raja selanjutnya Sindae, adik tiri Taejo dan Chadae, membunuh saudara-saudaranya pada tahun 165.
Menurut Samguk Sagi dan Samguk Yusa, Taejo meninggal pada usia 118 tahun, setelah memerintah selama 93 tahun dan membuatnya menjadi raja terlama yang memerintah di dalam sejarah Korea dan juga merupakan urutan kedua di dalam sejarah dunia.
Menurut sebuah karya di dalam sejarah Tiongkok Hou Han Shu ("Buku Han Selanjutnya", di volume 85), Taejo meninggal pada tahun 121, dan putranya Chadae naik tahkta. Setelah Kaisar An dari Han memutuskan untuk tidak lagi berperang dengan Goguryeo, Chadae membuat perjanjian damai dengan Dinasti Han pada tahun berikutnya. Dekret kerajaan untuk perisitiwa tersebut juga dicatat dengan baik.
Lihat Pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Yang, S.C. The South and North Korean political systems: A comparative analysis. (Rev. Ed.) Seoul: Hollym. ISBN 1-56591-105-9
- http://www.koreandb.net/Sam/bon/samkuk/04_1501.htm
Taejo dari Goguryeo Lahir: 47 Meninggal: 146
| ||
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mobon |
Raja Goguryeo 53-146 |
Diteruskan oleh: Chadae |
Hanya gelar saja | ||
Didahului oleh: Mobon |
— TITULER — Raja Korea 53-146 Alasan kegagalan suksesi: Tiga Kerajaan Korea |
Diteruskan oleh: Chadae |